3 Alā lillāhid-dīnul-khāliṣ(u), wal-lażīnattakhażū min dūnihī auliyā‘(a), mā na‘buduhum illā liyuqarribūnā ilallāhi zulfā, innallāha yaḥkumu bainahum fī mā hum fīhi yakhtalifūn(a), innallāha lā yahdī man huwa kāżibun kaffār(un).
Ketahuilah, hanya untuk Allah agama yang bersih (dari syirik). Orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata,) “Kami tidak menyembah mereka, kecuali (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta lagi sangat ingkar.
4 Wa lau arādallāhu ay yattakhiża waladal laṣṭafā mimmā yakhluqu mā yasyā‘(u), subḥānah(ū), huwallāhul-wāḥidul-qahhār(u).
Seandainya Allah hendak mengambil (makhluk-Nya sebagai) anak, pasti akan memilih yang Dia kehendaki dari apa yang Dia ciptakan. Mahasuci Dia. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
5 Khalaqas-samāwāti wal-arḍa bil-ḥaqq(i), yukawwirul-laila ‘alan-nahāri wa yukawwirun nahāra ‘alal-laili wa sakhkharasy-syamsa wal-qamar(a), kulluy yajrī li‘ajalim musammā(n), alā huwal-‘azīzul-gaffār(u).
Dia (Allah) menciptakan langit dan bumi dengan hak (yang benar). Dia menutupkan malam atas siang, menutupkan siang atas malam, serta menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar menurut waktu yang ditentukan. Ketahuilah, Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.
Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling (dari kebenaran)?
7 In takfurū fa‘innallāha ganiyyun ‘ankum, wa lā yarḍā li‘ibādihil-kufr(a), wa in tasykurū yarḍahu lakum, wa lā taziru wāziratuw wizra ukhrā, ṡumma ilā rabbikum marji‘ukum fa yunabbi‘ukum bimā kuntum ta‘malūn(a), innahū ‘alīmum biżātiṣ-ṣudūr(i).
Jika kamu kufur, sesungguhnya Allah tidak memerlukanmu. Dia pun tidak meridai kekufuran hamba-hamba-Nya. Jika kamu bersyukur, Dia meridai kesyukuranmu itu. Seseorang yang berdosa tidak memikul dosa orang lain. Kemudian, kepada Tuhanmulah kembalimu, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan di dalam dada.
8 Wa iżā massal-insāna ḍurrun da‘ā rabbahū munīban ilaihi ṡumma iżā khawwalahū ni‘matan minhu nasiya mā kāna yad‘ū ilaihi min qablu wa ja‘ala lilllāhi andādal liyuḍilla ‘an sabīlih(ī), qul tamatta‘ bikufrika qalīlā(n), innaka min aṣḥābin-nār(i).
Apabila ditimpa bencana, manusia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali (taat) kepada-Nya. Akan tetapi, apabila Dia memberikan nikmat kepadanya, dia lupa terhadap apa yang pernah dia mohonkan kepada Allah sebelum itu dan dia menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bersenang-senanglah dengan kekufuranmu untuk sementara waktu! Sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka.”
9 Amman huwa qānitun ānā‘al-laili sājidaw wa qā‘imay yaḥżarul-ākhirata wa yarjū raḥmata rabbih(ī), qul hal yastawil-lażīna ya‘lamūna wal-lażīna lā ya‘lamūn(a), innamā yatażakkaru ulul-albāb(i).
(Apakah orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah pada waktu malam dalam keadaan bersujud, berdiri, takut pada (azab) akhirat, dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah sama orang-orang yang mengetahui (hak-hak Allah) dengan orang-orang yang tidak mengetahui (hak-hak Allah)?” Sesungguhnya hanya ululalbab (orang yang berakal sehat) yang dapat menerima pelajaran.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.
15 Fa‘budū mā syi‘tum min dūnih(ī), qul innal-khāsirīnal-lażīna khasirū anfusahum wa ahlīhim yaumal-qiyāmah(ti), alā żālika huwal-khusrānul-mubīn(u).
Maka, sembahlah sesukamu selain Dia (wahai orang-orang musyrik!) Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
16 Lahum min fauqihim ẓulalum minan-nāri wa min taḥtihim ẓulal(un), żālika yukhawwifullāhu bihī ‘ibādah(ū), yā ‘ibādi fattaqūn(i).
Di atas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan di bawah mereka pun ada lapisan-lapisan pula. Demikianlah Allah membuat takut hamba-hamba-Nya dengan (azab) itu. “Wahai hamba-hamba-Ku, bertakwalah kepada-Ku!”
17 Wal-lażīnajtanabuṭ-ṭāgūta ay ya‘budūhā wa anābū ilallāhi lahumul-busyrā, fabasysyir ‘ibād(i).
Orang-orang yang menjauhi tagut, (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali (bertobat) kepada Allah, bagi mereka berita gembira. Maka, sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku.
18 Allażīna yastami‘ūnal-qaula fa yattabi‘ūna aḥsanah(ū), ulā‘ikal-lażīna hadāhumullāhu wa ulā‘ika hum ulul-albāb(i).
(Yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah ululalbab (orang-orang yang mempunyai akal sehat).
19 Afaman ḥaqqa ‘alaihi kalimatul-‘ażāb(i), afa‘anta tunqiżu man fin-nār(i).
Maka, apakah (engkau, Nabi Muhammad, hendak mengubah nasib) orang-orang yang telah dipastikan mendapat azab? Apakah engkau akan menyelamatkan orang yang berada di dalam neraka?
20 Lākinil-lażīnattaqau rabbahum lahum gurafum min fauqihā gurafum mabniyyah(tun), tajrī min taḥtihal-anhār(u), wa‘dallāh(i), lā yukhlifullāhul-mī‘ād(a).
Akan tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya bagi mereka kamar-kamar (di surga), di atasnya terdapat kamar-kamar yang dibangun (bertingkat-tingkat), dan mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan mengingkari janji.
21 Alam tara annallāha anzala minas-samā‘i mā‘an fasalakahū yanābī‘a fil-arḍi ṡumma yaj‘aluhū ḥuṭāmā(n), ina fī żālika lażikrā li‘ulil-albāb(i).
Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia mengalirkannya menjadi sumber-sumber air di bumi. Kemudian, dengan air itu Dia tumbuhkan tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, kemudian ia menjadi kering, engkau melihatnya kekuning-kuningan, kemudian Dia menjadikannya hancur berderai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi ululalbab.
22 Afaman syaraḥallāhu ṣadrahū lil-islāmi fahuwa ‘alā nūrim mir rabbih(ī), fawailul lil-qāsiyati qulūbuhum min żikrillāh(i), ulā‘ika fī ḍalālim mubīn(in).
Maka, apakah orang yang Allah bukakan hatinya untuk (menerima) agama Islam, lalu mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang hatinya membatu)? Maka, celakalah mereka yang hatinya membatu dari mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.
23 Allāhu nazzala aḥsanal-ḥadīṡi kitābam mutasyābiham maṡāniy(a), taqsya‘irru minhu julūdul-lażīna yakhsyauna rabbahum, ṡumma talīnu julūduhum wa qulūbuhum ilā żikrillāh(i), żālika hudallāhi yahdī bihī may yasyā‘(u), wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hād(in).
Allah telah menurunkan perkataan yang terbaik, (yaitu) Kitab (Al-Qur’an) yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang. Oleh karena itu, kulit orang yang takut kepada Tuhannya gemetar. Kemudian, kulit dan hati mereka menjadi lunak ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Siapa yang dibiarkan sesat oleh Allah tidak ada yang dapat memberi petunjuk.
Apakah orang yang menghindari azab yang buruk dengan wajahnya pada hari Kiamat (sama dengan orang mukmin yang tidak kena azab)? Dikatakan kepada orang-orang yang zalim, “Rasakanlah balasan apa yang telah kamu kerjakan.”
29 Ḍaraballāhu maṡalar rajulan fīhi syurakā‘u mutasyākisūna wa rajulan salamal lirajulin hal yastawiyāni maṡalā(n), al-ḥamdu lillāh(i), bal akṡaruhum lā ya‘lamūn(a).
Allah membuat perumpamaan, (yaitu) seorang laki-laki (hamba sahaya) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat, (tetapi) dalam perselisihan dan seorang (hamba sahaya) yang menjadi milik penuh seorang (saja). Apakah keduanya sama keadaannya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(-nya).
اِنَّكَ مَيِّتٌ وَّاِنَّهُمْ مَّيِّتُوْنَ ۖ
30 Innaka mayyituw wa innahum mayyitūn(a).
Sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad akan) mati dan sesungguhnya mereka pun (akan) mati.
32 Faman aẓlamu mimman każaba ‘alallāhi wa każżaba biṣ-ṣidqi iż jā‘ah(ū), alaisa fī jahannama maṡwal lil-kāfirīn(a).
Maka, siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kebohongan terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah di (neraka) Jahanam terdapat tempat tinggal bagi orang-orang kafir?
(Demikian itu) agar Allah menghapus (dosa) perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang dahulu mereka kerjakan.
36 Alaisallāhu bikāfin ‘abdah(ū), wa yukhawwifūnaka bil-lażīna min dūnih(ī), wa may yuḍlilillāhu famā lahū min hād(in).
Bukankah Allah yang mencukupi hamba-Nya? Mereka menakut-nakutimu dengan (sesembahan) selain Dia. Siapa yang Allah biarkan sesat tidak ada satu pun yang memberi petunjuk kepadanya.
38 Wa la‘in sa‘altahum man khalaqas-samāwāti wal-arḍa layaqūlunnallāh(u), qul afara‘aitum mā tad‘ūna min dūnillāhi in arādaniyallāhu biḍurrin hal hunna kāsyifātu ḍurrihī au arādanī biraḥmatin hal hunna mumsikātu raḥmatih(ī), qul ḥasbiyallāh(u), ‘alaihi yatawakkalul-mutawakkilūn(a).
Sungguh, jika engkau (Nabi Muhammad) bertanya kepada mereka (kaum musyrik Makkah) siapa yang menciptakan langit dan bumi, niscaya mereka menjawab, “Allah.” Katakanlah, “Kalau begitu, tahukah kamu tentang apa yang kamu sembah selain Allah jika Allah hendak mendatangkan bencana kepadaku, apakah mereka (sesembahan itu) mampu menghilangkan bencana itu atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat mencegah rahmat-Nya?” Katakanlah, “Cukuplah Allah (sebagai pelindung) bagiku. Hanya kepada-Nya orang-orang yang bertawakal berserah diri.”
41 Innā anzalnā ‘alaikal-kitāba lin-nāsi bil-ḥaqq(i), fa manihtadā fa linafsih(ī), wa man ḍalla fa innamā yaḍillu ‘alaihā, wa mā anta ‘alaihim biwakīl(in).
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) untuk (seluruh) manusia dengan hak. Siapa yang mendapat petunjuk, (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat, sesungguhnya kesesatan itu untuk dirinya sendiri. Engkau bukanlah penanggung jawab mereka.
Allah menggenggam nyawa (manusia) pada saat kematiannya dan yang belum mati ketika dia tidur. Dia menahan nyawa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.
43 Amittakhażū min dūnillāhi syufa‘ā‘(a), qul awalau kānū lā yamlikūna syai‘aw wa lā ya‘qilūn(a).
Apakah mereka juga menjadikan penolong selain Allah? Katakanlah, “Apakah (kamu menjadikannya penolong juga) meskipun mereka tidak memiliki suatu apa pun dan tidak mengerti?”
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Hanya milik Allah pertolongan itu semuanya. Milik-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian, hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.”
45 Wa iżā żukirallāhu waḥdahusyma‘azzat qulūbul-lażīna lā yu‘minūna bil-ākhirah(ti), wa iżā żukiral-lażīna min dūnihī iżā hum yastabsyirūn(a).
Apabila hanya (nama) Allah yang disebut, hati orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat kesal. Namun, apabila (nama-nama sembahan) selain Allah disebut, tiba-tiba mereka bergembira.
Katakanlah, “Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang gaib dan nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu apa yang selalu mereka perselisihkan.”
47 Wa lau anna lil-lażīna ẓalamū mā fil-arḍi jamī‘aw wa miṡlahū ma‘ahū laftadau bihī min sū‘il-‘ażābi yaumal-qiyāmah(ti), wa badā lahum minallāhi mā lam yakūnū yaḥtasibūn(a).
Sekiranya orang-orang yang zalim mempunyai segala apa yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari azab yang buruk pada hari Kiamat. Tampak jelaslah bagi mereka (azab) dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.
Apabila ditimpa bencana, manusia menyeru Kami. Kemudian, apabila Kami memberikan nikmat sebagai anugerah Kami kepadanya, dia berkata, “Sesungguhnya aku diberikan (nikmat) itu hanyalah karena kepintaranku.” Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui(-nya).
51 Fa‘aṣābahum sayyi‘ātu mā kasabū, wal-lażīna ẓalamū min hā‘ulā‘i sayuṣībuhum sayyi‘ātu mā kasabū, wa mā hum bimu‘jizīn(a).
Lalu, mereka ditimpa (bencana akibat) keburukan-keburukan yang mereka perbuat. Orang-orang yang zalim di antara mereka juga akan ditimpa (bencana akibat) keburukan-keburukan yang mereka perbuat dan tidak dapat melepaskan diri (darinya).
Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya (bagi siapa yang Dia kehendaki)? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
55 Wattabi‘ū aḥsana mā unzila ilaikum mir rabbikum min qabli ay ya‘tiyakumul ‘ażābu bagtataw wa antum lā tasy‘urūn(a).
Ikutilah sebaik-baik apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu (Al-Qur’an) sebelum azab datang kepadamu secara mendadak, sedangkan kamu tidak menyadarinya.
56 An taqūla yā ḥasratā ‘alā mā farraṭṭu fī jambillāhi wa in kuntu laminas-sākhirīn(a).
(Maksudnya,) supaya (tidak) ada orang yang berkata, “Alangkah besar penyesalanku atas kelalaianku dalam (menunaikan kewajiban) terhadap Allah dan sesungguhnya aku benar-benar termasuk orang-orang yang memperolok-olokkan (agama Allah).”
58 Au taqūla ḥīna taral-‘ażāba lau anna lī karratan fa akūna minal-muḥsinīn(a).
Atau, supaya (tidak) ada (pula) yang berkata ketika melihat azab, “Seandainya aku dapat kembali (ke dunia), tentu aku termasuk orang-orang yang muhsin.”
Pada hari Kiamat, engkau akan melihat bahwa orang-orang yang berdusta kepada Allah wajahnya menghitam. Bukankah (neraka) Jahanam itu tempat tinggal bagi orang-orang yang takabur?
65 Wa laqad ūḥiya ilaika wa ilal-lażīna min qablik(a), la‘in asyrakta layaḥbaṭanna ‘amaluka wa latakūnanna minal-khāsirīn(a).
Sungguh, benar-benar telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang (para nabi) sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan gugurlah amalmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi.
بَلِ اللّٰهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِّنَ الشّٰكِرِيْنَ
66 Balillāha fa‘bud wa kum minasy-syākirīn(a).
Oleh karena itu, sembahlah Allah (saja) dan jadilah engkau termasuk orang-orang yang bersyukur.”
67 Wa mā qadarullāha ḥaqqa qadrih(ī), wal-arḍu jamī‘an qabḍatuhū yaumal-qiyāmati was-samāwātu maṭwiyyātum biyamīnih(ī), subḥānahū wa ta‘ālā ‘ammā yusyrikūn(a).
Mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya. Padahal, bumi seluruhnya (ada dalam) genggaman-Nya pada hari Kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
68 Wa nufikha fiṣ-ṣūri faṣa‘iqa man fis-samāwāti wa man fil-arḍi illā man syā‘allāh(u), ṡumma nufikha fīhi ukhrā fa‘iżā hum qiyāmuy yanẓurūn(a).
Sangkakala pun ditiup sehingga matilah semua (makhluk) yang (ada) di langit dan di bumi, kecuali mereka yang dikehendaki Allah. Kemudian, ia ditiup sekali lagi. Seketika itu, mereka bangun (dari kuburnya dan) menunggu (keputusan Allah).
69 Wa asyraqatil-arḍu binūri rabbihā wa wuḍi‘al-kitābu wa jī‘a bin-nabiyyīna wasy-syuhadā‘i wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa hum lā yuẓlamūn(a).
Bumi (padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya Tuhannya, buku (catatan amal) diberikan (kepada setiap orang), para nabi dan para saksi pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil dan mereka tidak dizalimi.
71 Wasīqal-lażīna kafarū ilā jahannama zumarā(n), ḥattā iżā jā‘ūhā futiḥat abwābuhā wa qāla lahum khazanatuhā alam ya‘tikum rusulum minkum yatlūna ‘alaikum āyāti rabbikum wa yunżirūnakum liqā‘a yaumikum hāżā, qālū balā wa lākin ḥaqqat kalimatul-‘ażābi ‘alal-kāfirīn(a).
Orang-orang yang kufur digiring ke (neraka) Jahanam secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana, pintu-pintunya dibuka dan para penjaganya berkata kepada mereka, “Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul dari kalanganmu yang membacakan ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu pertemuan (dengan) harimu ini?” Mereka menjawab, “Benar, (telah datang para rasul).” Akan tetapi, ketetapan azab pasti berlaku terhadap orang-orang kafir.
72 Qīladkhulū abwāba jahannama khālidīna fīhā, fa bi‘sa maṡwal-mutakabūbirīn(a).
Dikatakan (kepada mereka), “Masuklah pintu-pintu (neraka) Jahanam (untuk tinggal) di dalamnya selama-lamanya!” Maka, (neraka Jahanam) itu seburuk-buruk tempat tinggal bagi orang-orang yang takabur.
73 Wasīqal-lażīnattaqau rabbahum ilal-jannati zumarā(n), ḥattā iżā jā‘ūhā wa futiḥat abwābuhā wa qāla lahum khazanatuhā salāmun ‘alaikum ṭibtum fadkhulūhā khālidīn(a).
Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka, “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!”
74 Wa qālul-ḥamdu lillāhil-lażī ṣadaqanā wa‘dahū wa auraṡanal-arḍa natabawwa‘u minal-jannati ḥaiṡu nasyā‘(u), fani‘ma ajrul-‘āmilīn(a).
Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya dan mewariskan bumi (di akhirat) ini kepada kami sehingga dapat menempati surga sesuai dengan kehendak kami.” (Surga adalah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal (saleh).
75 Wa taral-malā‘ikata ḥāffīna min ḥaulil-‘arsyi yusabbiḥūna biḥamdi rabbihim, wa quḍiya bainahum bil-ḥaqqi wa qīlal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn(a).
Engkau (Nabi Muhammad) akan melihat malaikat melingkar di sekeliling ʻArasy. Mereka bertasbih sambil memuji Tuhannya. (Urusan) di antara mereka (seluruh makhluk) diputuskan dengan hak (adil). (Ketika itu) dikatakan, “Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”